Kini awan terlihat mencumbu pelangi, dibalik
rintikan hujan yang turun membasahi setapak. Rona senja terlihat ranum, nampak
sebutir kerinduan yang singgah sejenak di hati. Sejuta perasaan yang telah lama
tersimpan kini mencuat kembali.
Ku raih sekuntum bunga mawar yang melambai,
merasakan kasih sayang atas kenangan yang pernah singgah. Air mata membasahi
seluruh jiwa, masa lalu kini berdiri tegak dihadapanku.
“Untuk apa kau kembali menangisi waktu?” katanya
lirih
Waktu telah begitu lama mengajarkanku untuk
senantiasa tersenyum, saat kebahagiaan meninggalkan hidupku secara perlahan.
Duka yang mendalam masih menyisahkan serpihan raga,
entah sampai kapan terpendam dalam jiwa. Riak gemuruh ombak laut tak mampu
memecahkan keheningan malam. Sukmaku telah terkoyak, tercabik dalam hatimu.
Tetesan rinai embun pagi menyapa relung dinding
kamar, membungkus mimpi yang masih terajut dan tak akan berakhir. Album
kenangan itu masih saja menyisakan air mata, setiap helai foto mencerminkan
senyuman saat kita masih menari dalam kebahagiaan.
“Terlalu cepat engkau meninggalkanku sayang..”
Kebersamaan mungkin saja masih tersisa, dikala senja
tersenyum di balik awan. Menara Eifel, kota paris, dan sejuta langkah yang
telah kita ciptakan bersama. Masih kah kau ingat?
Saat ini aku merasa kesepian, pijakanku semakin
gontai menapaki detik waktu yang kian menghunusku dengan kejam. Beberapa hal
masih bisa ku cerna, tapi rindu tak dapat meninggalkan sejenak ragaku dan terus
saja menghantui layaknya harimau mengejar mangsanya.
Pikiranku secara terus menerus memproyeksi senyuman
dan tatapan indah kedua bola matamu, bagaimana bisa aku pergi meninggalkan
semua hal yang telah kita lalui bersama? Sedangkan jiwamu masih saja menari
dengan bebas didalam ingatanku. Ini tidak adil sayang…
Sejenak hatiku luluh, ketika aku melihat seorang
gadis yang parasnya hampir menyerupaimu. Aku seperti berada diawal perjumpaan
kita. Hampir sama, hanya beberapa kejadian yang membuatnya berbeda. Secangkir
kopi dan setumpukan kentang goreng berada tepat dihadapanku. Kedua bola mataku
terus saja memperhatikanya.Tingkah lakunya, cara ia meneguk minuman, tutur
katanya, dan semua hal yang ada padanya sangatlah mirip denganmu sayang, ah
sudahlah lupakan saja. Terlalu lama aku berada disini dan semakin membuatku
gila…
Ada satu hal yang hingga ini masih saja membuatku
tersenyum, kotak kecil yang kau berikan pada saat hari ulang tahunku yang ke
tujuh belasan. Isinya sangat sederhana, sepucuk surat dan bingkai foto yang
menggambarkan kenangan kita saat mengunjungi pantai kuta Bali. Sampai sekarang
itu semua masih ada, terpajang diatas meja belajar yang sewaktu-waktu dapat ku
lihat. Secuil kebahagiaan yang dahulu pernah kau ciptakan untukku..
Banjarbaru, 15 Mei 2013
03.57 WITA