Tarik saja selimutmu
Biarkan hawa dingin menusuk relung jiwamu
Dan keheningan malam menyergap bagaikan seorang pencuri
Mencari..
Mengambil sisa-sisa masa lalumu..
Dapatkah sejenak kau pejamkan mata?
Melihat kembali kisah yang usang
Mungkin, hati kecilmu menangis
Atau bahkan ragamu menjerit
Ini bukan mimpi
Hanya realita yang harus kau sapa
Bukan menghindar
Atau berlari ditengah hujaman air mata...
Biarlah
Deru sedan itu memakir pada ujung halaman rumahmu
Membawa serta harapan dan keinginan
Terima saja
Cincin bermata berlian
Pemberian sosok yang tak kau banggakan
Karena ini hati
Bukan kedai kopi
Singgah sejenak
Kemudian pergi begitu saja..
Bukankah kita hanya sebuah kuntum mawar?
Sekilas nampak indah
Kemudian esok hari layu di terpa angin penderitaan
Biarkan hawa dingin menusuk relung jiwamu
Dan keheningan malam menyergap bagaikan seorang pencuri
Mencari..
Mengambil sisa-sisa masa lalumu..
Dapatkah sejenak kau pejamkan mata?
Melihat kembali kisah yang usang
Mungkin, hati kecilmu menangis
Atau bahkan ragamu menjerit
Ini bukan mimpi
Hanya realita yang harus kau sapa
Bukan menghindar
Atau berlari ditengah hujaman air mata...
Biarlah
Deru sedan itu memakir pada ujung halaman rumahmu
Membawa serta harapan dan keinginan
Terima saja
Cincin bermata berlian
Pemberian sosok yang tak kau banggakan
Karena ini hati
Bukan kedai kopi
Singgah sejenak
Kemudian pergi begitu saja..
Bukankah kita hanya sebuah kuntum mawar?
Sekilas nampak indah
Kemudian esok hari layu di terpa angin penderitaan